Laporkan Penyalahgunaan

Widget HTML Produk

Widget HTML Jasa

Sistem Pengapian Konvensional (Fungsi, Komponen, Dan Cara Kerja)

Sistem Pengapian KonvensionalDalam tata cara kendaraan terdapat banyak sekali tata cara yang diperlukan untuk menunjang kinerja dari kendaraan itu sendiri. Salah satu tata cara tersebut merupakan tata cara pengapian konvensional. 

Pada kendaraan terdapat tiga hal yang mesti dipenuhi yakni materi bakar, udara, dan api. Nah tata cara pengapian berfungsi untuk  menciptakan api biar adonan materi bakar dan udara sanggup terbakar. Untuk menciptakan api pastinya diperlukan beberapa prosedur sehingga api yang dihasilkan sesuai dengan keperluan mesin. Oleh alasannya itu pada system pengapian konvensional yang dimanfaatkan merupakan percikan api dari energi listrik yang tinggi.

Lalu apa saja fungsi tata cara pengapian konvensional? Apa saja komponen tata cara pengapian konvensional beserta fungsinya? Bagaimana cara kerja tata cara pengapian konvensional? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.

Fungsi Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional memiliki dua fungsi utama. Fungsi tata cara pengapian konvensional selaku berikut:
  1. Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi di busi untuk pembakaran adonan materi bakar dan udara.
  2. Mengatur di saat pengapian untuk mendapat hasil kinerja terbaik dari mesin kendaraan.

Tegangan pada baterai umumnya cuma berisikan 12-24 Volt  saja, pasti tegangan listrik ini tidak cukup menciptakan percikan bunga api yang besar lengan berkuasa pada busi. Oleh alasannya itu diperlukan suatu tata cara yang sanggup menciptakan tegangan lebih tinggi hingga 20 ribu volt atau lebih biar percikan bunga api yang dihasilkan sanggup lebih kuat.

Komponen Sistem Pengapian Konvensional

Dalam tata cara pengapian terdapat banyak sekali komponen. Komponen tata cara pengapian konvensional tersebut memiliki peranan penting biar tata cara pengapian sanggup melakukan pekerjaan maksimal. Berikut merupakan komponen tata cara pengapian konvensional dan fungsinya:

1. Baterai

Baterai dalam tata cara pengapian berfungsi selaku pensuplai arus ke lilitan primer koil pada di saat mesin dalam keadaan start dan idling. Namun apabila mesin telah putaran menengah, kiprah baterai digantikan alternator.

2. Fuse atau sekering

Fuse atau sekering dalam tata cara pengapian berfungsi selaku pengaman pada rangkaian tata cara pengapian apabila terjadi kekerabatan singkat atau konsleting listrik. Sehingga kerusakan unsur sanggup diminimalisir.

3. Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi selaku saklar yakni menghubungkan dan menentukan arus yang mengalir dari baterai ke lilitan primer koil. 

4.   Ignition Coil

Ignition coil atau yang lebih dipahami dengan koil memiliki faedah untuk merubah tegangan 12 V yang diterima dari baterai menjadi tegangan 20KV atau lebih biar tercipta percikan bunga api yang besar lengan berkuasa pada busi. Untuk menciptakan tegangan 20KV tersebut, coil mesti memiliki dua lilitan utama yaitu:

a. Lilitan primer

Di lilitan primer terjadi self induksi sebesar 200-400V. Tegangan ini akan dialirkan dan disimpan sementara di saat kontak platina mulai membuka menuju ke kondensor. Apabila kontak platina mulai menutup maka arus pada kondensor akan dialirkan kembali ke lilitan primer koil sehingga arus pada lilitan primer menjadi sarat sehingga di saat kontak platina mulai membuka induksi elektromagnet pada kumparan sekunder akan cukup kuat. Ciri-ciri lilitan primer koil:

  • Menciptakan medan magnet
  • Diameter kawat 0.6-0.9 mm
  • Jumlah lilitan 200-400 lilitan

b. Lilitan sekunder

Sementara pada lilitan sekunder terjadi induksi sebesar 20000-40000 V.  Hasil induksi pada lilitan sekunder koil ini dialirkan menuju ke busi sesuai dengan firing order.Ciri-ciri lilitan sekunder:

  • Menciptakan induksi elektromagnet
  • Diameter kawat 0.05-0.08 mm
  • Jumlah lilitan 2000-15000 lilitan

Selain terdapat dua lilitan, ignition coil juga dibedakan menjadi dua yaitu

a. Ignition coil dengan resistor
Resitor di ignition coil berfungsi untuk meminimalisir penurunan tegangan pada lilitan sekunder pada di saat putaran mesin tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke lilitan primer.

  • Eksternal Resistor yakni ignition coil dengan eksternal resistor dilengkapi dengan resistor (Ballast Resistor) yang diletakan pada bodi luar koil.
  • Internal Resistor yakni ignition coil dengan internal resistor dilengkapi dengan ballast resistor yang dijadikan satu didalam coil.

b. Ignition coil tanpa resistor
Koil tanpa rersistor mempunyai arti koil tidak dilengkapi dengan ballast resistor. Koil tanpa resistor akan mengakibatkan nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga waktu yang diperlukan usang biar arus yang masuk ke lilitan primer memadai untuk pembentukan medan magnet.

5. Distributor



Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan hasil induksi elektromagnet pada koil ke masing-masing busi sesuai dengan firing order. Berikut komponen agen beserta fungsinya:

a. Platina, kontak platina berfungsi untuk menghubungkan dan menentukan arus listrik ke kumparan primer koil biar terjadi induksi elektromagnet pada kumparan sekunder.
b. Condensor berfungsi untuk menghambat terjadinya loncatan bunga api yang berlebihan pada kontak platina dengan jalan arus yang berlebihan tadi disimpan pada kondensar dan akan dialirkan kembali ke kumparan primer untuk langkah pengapian yang selanjutnya.
c. Bagian Pemaju Saat Pengapian pada agen dibedakan menjadi dua yakni governor advance dan vacuum advance. Sentrivugal Governor Advance berfungsi untuk meningkatkan di saat pengapian menurut putaran mesin. Vacuum Advancer berfungsi untuk meningkatkan di saat pengapian menurut beban mesin

Governor Advancer
Vacuum Advancer


6.  Busi berfungsi untuk menciptakan loncatan bunga api yang besar lengan berkuasa untuk proses pengapian.



Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional 

Sistem pengapian konvensional sanggup melakukan pekerjaan apabila terdapat banyak sekali unsur diatas dan juga menyanggupi syarat pada setiap langkah kerja atau fatwa dari tata cara pengapian. Cara kerja tata cara pengapian konvensional selaku berikut:

Saat Platina tertutup 

Saat platina menutup, arus dari baterai mengalir lewat lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnet, lewat platina ke massa



Saat Platina terbuka 

Pada di saat kontal platina terbuka oleh poros pemutus yang berputar, fatwa arus primer koil terputus. Medan magnet di sekeliling lilitan primer coil hilang dan mengakibatkan induksi elektromagnet sehingga menciptakan tegangan tinggi (4000 – 30.000 volt) pada lilitan-lilitan sekunder.  Sentakan tegangan tinggi ini mendorong arus lewat kabel tegangan tinggi ke agen dan kemudian ke masing-masing busi. Siklus secara keseluruhan terjadi 50 hingga 150 kali per detik tergantung pada kecepatan mesin. 
Diatas merupakan fungsi tata cara pengapian konvensional dan komponen tata cara pengapian konvensional beserta fungsinya. Selain itu dibahas juga perihal cara kerja tata cara pengapian konvensional.

Related Posts

Posting Komentar