Laporkan Penyalahgunaan

Widget HTML Produk

Widget HTML Jasa

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Otomotif

Posting Komentar
Dalam bidang otomotif keamanan dan keamanan dalam melakukan pekerjaan sungguh diperlukan. Baik dalam hal perawatan maupun perbaikan kendaraan. Namun sebenarnya apa sih keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang otomotif itu? 

Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Bedasarkan Mangkunegara (2002) perihal keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pedoman serta upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah secara khusus untuk tenaga kerja, dan biasanya untuk manusia, dan merupakan hasil karya dan budaya untuk menuju penduduk adil dan makmur. 

Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja 

Dalam penerapan keamanan dan kesehatan kerja (K3) di lapangan, perlu dikenali bahwa tujuan dipraktekkan K3 merupakan untuk menyingkir dari terjadinya kecelakaan kerja. Adapun beberapa ungkapan yang terkait dengan kecelakaan kerja yakni : 
1. Bahaya (Hazard) merupakan segala sesuatu kondisi atau langkah-langkah yang berpeluang untuk mengakibatkan kecelakaan (cidera pada manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar), cidera atau kerusakan tidak akan terjadi apabila tidak ada kontak langsung. 
2. Resiko (Risk) merupakan kemungkinan kecelakaan yang sanggup terjadi lantaran suatu bahaya, kemudian bisa mengakibatkan suatu insiden. 
3. Insiden (Incident) merupakan suatu insiden yang tidak dikehendaki yang sanggup memunculkan cedera pada insan atau kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar (hampir celaka).
4. Kecelakaan (Accident) merupakan suatu insiden yang tidak diinginkan, tidak disangka-sangka yang sanggup memunculkan kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cidera, korban jiwa, kesemrawutan produksi. Kecelakaan tidak mesti senantiasa ada korban insan atau kekacauan, yang terang efek dari kecelakaan akan memunculkan kerugian. Setiap kecelakaan yang terjadi dikarenakan faktor penyebab selaku berikut : 
a) Unsafe Condition (Kondisi yang tidak aman) Beberapa pola kondisi yang tidak kondusif antara lain; 
  • Peralatan kerja yang telah tidak patut dipakai 
  • Peralatan kerja yang tidak ergonomis 
  • Tempat kerja yang tidak higienis dan tidak rapi
  • Mesin yang memiliki roda tidak dipasang penutup 
  • Kurangnya fasilitas pengaman di wilayah kerja 
b) Unsafe Action (Kelalaian/Tindakan yang tidak aman) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak kurang kondusif dalam menjalankan pekerjaan, antara lain :
  • Tenaga kerja tidak tahu ihwal : (a) Bahaya-bahaya di wilayah kerja (b) Prosedur kerja kondusif (c) Peraturan keamanan dan kesehatan kerja (K3) (d) Instruksi Kerja  
  • Kurang berkompetensi yakni dalam : (a) Mengoperasikan mesin-mesin (b) Memakai alat-alat kerja yang cocok (c) Jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan 
  • Penyimpangan metode tata kelola keamanan dan kesehatan kerja (K3) yakni : (a) Menempatkan tenaga kerja yang tidak cocok dengan bidang pekerjaannya (b) Penegakan peraturan keamanan dan kesehatan kerja yang lemah (c) Paradigma dan kontrak keamanan dan kesehatan kerja yang tidak mendukung (d) Tanggung jawab keamanan dan kesehatan kerja yang tidak terang (e) Anggaran yang tidak mendukung (f) Tidak ada audit keamanan dan kesehatan kerja 
Konsep pencegahan kecelakaan pada penerapan keamanan dan kesehatan kerja (K3) sanggup memakai pendekatan 4-E yakni : 
  1. Education (Pendidikan) Tenaga Kerja mesti mendapat bekal pendidikan & Pelatihan dalam jerih payah pencegahan Kecelakaan. Pelatihan K3 mesti diberikan terhadap seseorang sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya dan dilakukan secara terus menerus. Contoh : pembinaan dasar keamanan dan kesehatan untuk karyawan baru,pelatihan keamanan dan kesehatan kerja supervisor, pembinaan tata kelola keamanan dan kesehatan kerja. 
  2. Engineering (Merekayasa/Pengaman) Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan sanggup dilakukan untuk menghambat suatu kecelakaan. Contoh : pemasangan encinerator pada tangki materi kimia,pemasangan safety valve pada baskom tekan, pemasangan alat Pemadam otomatis , mempekerjakan robot , dan lain-lain. 
  3. Enforcement (Penegakan peraturan) Penegakan peraturan keamanan dan kesehatan kerja dan pembinaan berupa derma hukuman yang mesti dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan keamanan dan kesehatan kerja. Penerapannya mesti konsisten dan konsekuen.
  4. Emergency Response (Penanganan Darurat) yang memiliki arti orang lain yang memasuki wilayah kerja yang  memiliki potensi ancaman besar mesti mengerti langkah – langkah evakuasi bila terjadi kondisi darurat. Contoh : kebocoran tangki materi kimia, kebakaran, tragedi alam, dan lain-lain. 

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang Otomotif

Berikut merupakan macam-macam keamanan dan kesehatan kerja atau K3 dalam bidang otomotif:

a)  Kondisi Lingkungan Bengkel Otomotif. Dalam penerapan desain keamanan kerja, satu hal yang mesti diamati merupakan bagaimana lingkungan kerjanya. Sanga penting untuk mengerti lingkungan kerja sebelum menerapkan keamanan kerja lantaran di lingkungan kerja itulah proses melakukan pekerjaan terjadi dan, bengkel otomotif merupakan lingkungan kerja dengan spesifikasi kondisi yang khusus. Di bengkel otomotif ini, banyak kondisi yang sanggup mengakibatkan kecelakaan kerja. Dan, faktor inilah yang sebaiknya diperhatikan. Hal-hal yang mesti diamati pada bengkel otomotif meliputi: 
  • Lebar Ruangan Lebar Ruangan yang diperlukan untuk memerlukan servis tidak memerlukan ruangan yang sungguh besar, dengan ukuran 2x2 m telah cukup untuk menjalankan aktivitas servis. Ruangan yang terlalu besar ataupun yang sempit tidak baik untuk praktek servis, pada ruangan yang terlalu besar montir akan kesusahan untuk mencari dan membereskan alat-alat yang tercecer sehingga akan mencampakkan waktu sedangkan pada ruangan yang sempit akan menghambat pergerakan pada di saat menjalankan aktivitas servis. 
  • Penerangan Ruangan Penerangan yang diperlukan di dalam bengkel merupakan penerangan dari wilayah terbuka yakni dari cahaya matahari, tetapi apabila bengkel yang besar tidak senantiasa cahaya matahari sanggup menerangi seluruh ruangan sehingga apabila ruangan bengkel yang besar perlu disertakan penerangan dari lampu, bengkel yang redup sanggup menghancurkan mata dari montir. 
  • Ventilasi Pada bengkel otomotif apabila tidak dilakukan pada ruangan yang terbuka maka perlu sebaiknya dibentuk ventilasi udara, lantaran apabila ada hasil pembakaran dari motor yang kurang baik sanggup menciptakan gas-gas yang berbahaya bagi manusia
  • Penempatan alat-alat Di suatu bengkel otomotif, kita akan menjumpai beberapa hal, umpamanya materi yang gampang terbakar, materi yang licin, tajam, alat-alat ukur, dan alat-alat servis. Agar tidak memunculkan ancaman yang tidak diharapkan, alat-alat tersebut perlu diposisikan dengan rapi dan baik. Penempatan alat-alat sanggup disimpan ke dalam lemari sehingga pada di saat dipakai sanggup dicari dengan mudah. 
  • Rambu-Rambu K3 Untuk mengingatkan perihal resiko ancaman pada di saat menjalankan pekerjaan di bengkel otomotif, Rambu-rambu K3 perlu diposisikan pada tempat-tempat gampang dilihat. Dengan adanya rambu-rambu K3, pekerja akan lebih mengerti resiko dari ancaman yang ditimbulkan pada di saat menjalankan suatu pekerjaan sehingga hasil kerja sanggup sesuai dengan yang diharapkan. 

b)  Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif. Untuk menunjang tercapainya keamanan kerja di bengkel otomotif, maka kita perlu merencanakan beberapa alat dan materi yang diperlukan dalam aktivitas ini. Alat dan materi tersebut mesti kita sediakan di bengkel otomotif sehingga pada di saat diharapkan sanggup kita pergunakan sebaik-baiknya. Alat dan materi yang kita maksudkan meliputi: 
  • Tabung Pemadam Kebakaran Ini merupakan alat pemadam kebakaran standar. Dengan alat ini, maka kita sanggup memadamkan api yang mungkin tercipta di bengkel otomotif kita. Hal ini mengenang bahwa beberapa materi yang kita pergunakan di bengkel otomotif bersifat gampang terbakar.
  • Pasir Pasir yang kita maksudkan dalam hal ini merupakan pasir kering. Pasir ini kita gunakan selaku epilog lantai yang tergenang air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, maka tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak mengakibatkan kecelakaan di saat ada orang yang menginjaknya. 
  • Kain Majun Kain majun merupakan banyak sekali kain bekas atau belahan sisa kaos atau baju yang dapat ditemukan dari penjahit. Kain ini dipakai selaku lap atau lebih dipahami dengan majun sehingga kebersihan terjaga.
  • Serbuk Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji merupakan serbuk yang dihasilkan dari proses penggergajian kayu. Serbuk ini kita pakai untuk menutup genangan air atau utamanya minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan pasir, tetapi dengan memakai serbuk kayu ini, lebih higienis dan gampang dibersihkan. Adapun alat-alat yang diperlukan pada di saat menjalankan servis antara lain berupa alat-alat ukur, kunci pas, kunci sok, tang, kikir, sikat, dan oli. Adapun cara pengendalian ancaman ancaman kesehatan kerja merupakan : (a) Pengendalian teknik: mengubah mekanisme kerja, menutup mengisolasi materi berbahaya, memakai otomatisasi pekerjaan, memakai cara kerja berair dan ventilasi pergeseran udara.(b) Pengendalian tata kelola : meminimalisir waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keamanan kerja, memakai alat pelindung, memasang gejala peringatan, menciptakan daftar data bahan-bahan yang aman, menjalankan pembinaan metode penangganan darurat. 
c) Kondisi insan di bengkel otomotif, pekerja yang hendak menjalankan aktivitas servis perlu memiliki dasar-dasar wawasan perihal kenderaan bermotor lantaran dengan adanya wawasan yang cukup, selain untuk efisiensi waktu juga untuk menghindarkan kesalahankesalahan penggunaan alat kerja di saat menjalankan servis sehingga sanggup memunculkan kecelakaan kerja. Pekerja bengkel juga perlu mempertahankan kesehatan lantaran dengan kondisi tubuh yang kurang sehat sanggup memunculkan resiko kecelakaan kerja. Selain itu perlu diadakan investigasi kesehatan berkala terhadap pekerja bengkel sehingga sanggup meminimalisir resiko penyakit yang berbahaya menyerupai keracunan gas. Oleh lantaran itu untuk memprioritaskan K3 pada di saat melakukan pekerjaan di bengkel servis kenderaan bermotor, insan selaku pelaku aktivitas perlu memiliki kesanggupan ihwal servis, mempertahankan kesehatan dan juga perlu mematuhi aturan-aturan K3 yang ada di bengkel otomotif sehingga sanggup memajukan hasil kerja. 

K3 dalam bengkel otomotif sungguh diperlukan untuk menyingkir dari kecelakaan kerja, hal-hal kecil menyerupai oli yang bercecran saja sanggup membahayakan para pekerja lantaran sanggup memunculkan pekerja terpeleset,  bensin yang berceceran juga sungguh berbahaya lantaran sanggup mengakibatkan kebakaran, gas buang yang dibiarkan dibuang keluar tanpa adanya filterisasi akan memunculkan gangguan kesehatan. Kecelakaan yang timbul di bengkel otomotif akan memunculkan kerugian baik kesehatan maupun material yang besar. Oleh lantaran itu keselamatan dan kesehatan kerja (k3) sungguh penting untuk pekerjaan dalam bidang otomotif. Selain itu terdapat macam-macam keamanan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.

Related Posts

Posting Komentar