Laporkan Penyalahgunaan

Widget HTML Produk

Widget HTML Jasa

Cara Kerja Metode Pengapian Konvensional : Gambar Dan Klarifikasi Rinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional - Sistem pengapian konvensional merupakan metode pengapian yang melakukan pekerjaan dengan menggunakan kontak platina. Oleh lantaran itu cara kerjanya masih secara mekanis. Lalu bagaimana cara kerja metode pengapian konvensional?

Pada metode pengapian konvensional, arus listrik yang berasal dari ignition coil dikendalikan biar sanggup mengalir lewat kontak platina. Governor advancer serta vacuum advancer mengontrol waktu pengapian. Distributor membagikan tegangan tinggi yang dibentuk oleh secondary coil ke busi-busi.

Kontak platina yang mau mengontrol kerja dari metode pengapian konvensional. Kontak platina ini akan membuka dan menutup biar terjadi induksi pada ignition koil. Induksi pada ignition koil inilah yang digunakan untuk menggugah percikan api busi.

Percikan api busi sanggup tercipta alasannya ada energi listrik tegangan tinggi yang mengalir lewat elektroda pada busi. Tegangan energi listrik yang dibentuk capai 30.000 V DC. Akibatnya celah pada busi, akan timbul lompatan elektron yang berbentuk percikan api.

Akan tetapi percikan api itu cuman dikehendaki waktu langkah kerja keras saja. Oleh lantaran itu terdapat serangkaian pemutus arus yang mau mengurus waktu busi untuk memercikan api. Hingga busi tidak selama-lamanya berpijar. Untuk lebih jelasnya tentang cara kerja metode pengapian konvensional akan dibahas lebih lengkap pada postingan berikut ini.


Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

1. Saat Kunci Kontak ON (Platina Tertutup)

Cara kerja pengapian konvensional diawali di saat kunci kontak ditempatkan pada "ON" atau "IGN" Ignition relay serta main relay akan aktif hingga arus listrik dari baterei akan mengalir ke Ignition relay serta main relay.

Arus dari relay mengucur lewat ballast resistor (R) ke ignition coil.  Di dalam ignition coil terdapat dua buah kumparan yakni kumparan primer serta sekunder. Output dari koil ada dua yakni output lilitan primer serta sekunder. Output lilitan primer mengalir menuju ke breaker point. Sementara itu output lilitan sekunder eksklusif dialirkan menuju busi.

Arus listrik yang mengalir lewat rangkaian metode pengapian terjadi secara terus menerus dikarenakan belum terdapat pemutusan arus primer koil oleh kontak platina. Akibatnya belum terjadi loncatan bunga api pada busi. Untuk step ini, sudah tercipta medan magnet untuk lilitan primer ignition coil. 

Aliran arus listrik:

Baterai → Kunci Kontak → Resistor → Primer Koil → Platina → Masa (Timul kemagnetan pada primer koil)

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional : Gambar Dan Penjelasan Rinci

2. Saat Mesin Di Starter (Kontak Platina Membuka)

Sistem pengapian akan melakukan pekerjaan di di saat flywheel diputar oleh motor starter. Hal ini dikarenakan agen tersambung dengan crankshaft mesin. Oleh lantaran itu di saat mesin berputar maka komponen ini turut berputar-putar sesuai dengan RPM mesin.

Pada di saat cam agen berputar-putar, cam atau nok ini akan menjamah tuas kayu hitam yang terdapat pada kontak platina yang menyebabkan kontak platina terangkat serta membuat arus primer terputus. Kemagnetan pada kumparan primer koil akan menghilang, lantaran itu berjalan induksi elektromagnet.

Induksi primer koil akan dialirkan menuju kondensor. Sementara itu induksi sekunder koil dialirkan menuju ke tutup distributor, rotor distributor, terminal tegangan kabel tinggi, kabel tegangan busi serta ke busi.

Karena terusan listrik tegangan tinggi mengalir ke busi maka pada serpihan elektroda tengah dengan elektroda massa busi berjalan percikan api yang memperabukan variasi materi bakar di ruangan bakar.

Proses induksi ini akan menyebabkan tegangan untuk lilitan sekunder naik hingga 20 KV.  Saat cam menjauhi dari kaki platina, lantaran itu kontak poin akan kembali lagi tutup/melekat. Hingga arus lilitan primer coil kembali lagi terhubung. Ini membuat medan magnet untuk lilitan primer kembali lagi tercipta, serta waktu cam kembali lagi sentuh kaki platina lantaran itu pemutusan arus akan berjalan serta induksi untuk lilitan sekunder kembali lagi berlangsung.

Aliran arus:

Primer koil → Kondensor

Sekunder koil → Tutup Distributor → Rotor → Busi (Timul percikan bunga api pada busil)

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional : Gambar Dan Penjelasan Rinci

Proses Pembentukan Percikan Bunga Api

Percikan api yang terjadi pada ujung busi merupakan suatu bentuk dari elektron yang loncat dari elektroda busi (kutub positif) ke ground (kutub negatif). Namun arus yang mengalir pada busi memiliki tegangan yang tinggi sekali. Oleh lantaran itu elektron sanggup loncat untuk celah busi dan memunculkan percikan bunga api.

Jika suatu ground di dekatkan pada sumber arus (tegangan tinggi rujukan 220 V) maka sebelum sumber arus itu menempel akan timbul suatu percikan. Konstruksi busi juga begitu, di mana ada sela di antara elektroda tengah dengan elektroda masa. Akibatnya di saat timbul listrik bertegangan tinggi maka percikan bunga api sanggup tercipta pada busi.

Timing Dan Urutan Pengapian

Apabila mengetahui kembali tentang timing pengapian maka sanggup di simpulkan bahwa kapan busi keluarkan api itu terjadi pada di saat pembukaan platina. Sementara itu pembukaan kontak platina dipengaruhi oleh nok atau cam..

Sementara itu urutan pengapian merupakan posisi pengaliran arus bertegangan tinggi yang dihasilkan pada koil ke busi pada di saat tamat langkah kompresi. Urutan pengapian ini diubahsuaikan dengan firing order pada mesin. Penomoran silinder pada mesin ini berisikan beberapa macam. Sebagai rujukan merupakan urutan pengapian untuk mesin 4 silinder, posisi sesakiannya 1 - 3 - 4 - 2 atau 1 - 2 - 4 - 3.

Oleh lantaran itu perlu ditentukan bahwa urutan pemasangan kabel busi mesti sesuai dengan urutan pengapian pada mesin.

Diatas merupakan pembahasan tentang cara kerja metode pengapian konvensional. Semoga sanggup memperbesar pengetahuan dan pengetahuan.

Related Posts

Posting Komentar