Sistem Pengisian - Dalam suatu kendaraan ada beberapa metode yang berperan sungguh penting, salah satunya yakni metode pengisian. Sistem pengisian ialah salah satu metode pada kendaraan yang memiliki faedah untuk mengisi ulang energi listrik yang dihasilkan baterai. Pada dasarnya baterai ialah elemen utama yang mensuplai energi listrik pada kendaraan. Namun energi listrik pada baterai sanggup habis oleh alasannya yakni itu system pengisian sungguh diperlukan pada kendaraan.
Lalu apa fungsi metode pengisian pada kendaraan? Apa saja komponen metode pengisian dan fungsinya? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.
Lalu apa fungsi metode pengisian pada kendaraan? Apa saja komponen metode pengisian dan fungsinya? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.
Fungsi Sistem Pengisian
Dalam kendaraan, metode pengisian memiliki faedah untuk mengisi baterai dan mensuplai keperluan listrik untuk banyak sekali elemen dan metode lain dalam kendaraan pada dikala kendaraan dihidupkan. Baterai ialah elemen yang digunakan untuk mensuplai arus listrik utama, tetapi kapasitas dari baterai sendiri sungguh terbatas. Oleh alasannya yakni itu diperlukan suatu metode untuk mengisi kembali kapasitas baterai yang terpakai dan menolong mensuplai keperluan listrik dalam kendaraan, yakni dengan adanya metode pengisian ini.
Komponen Sistem Pengisian dan Fungsinya
Dalam kendaraan biasanya dilengkapi dengan alternator yang sanggup menciptakan tegangan bolak balik atau AC, oleh alasannya yakni itu diperlukan elemen komplemen biar tegangan yang dihasilkan alternator sanggup digunakan untuk mengisi baterai yang memerlukan tegangan DC. Pemilihan alternator dibanding dinamo alasannya yakni perkiraan dari efisiensi dan daya tahan yang lebih baik. Dalam metode pengisian sendiri kebanyakan terdapat beberapa elemen yaitu:
Alternator
Alternator memiliki faedah dan cara kerja yang nyaris sama dengan dinamo yakni merubah energi gerak menjadi energi listrik. Energi gerak ditemukan dari energi putar mesin yang dihubungkan kepully dan disalurkan ke alternator lewat V belt. Putaran mesin ini kemudian digunakan untuk memutar rotor sehingga stator sanggup menciptakan arus listrik bolak balik. Arus listrik AC ini kemudian di searahkan atau diubah menjadi DC lewat dioda.
Alternator berisikan 3 elemen utama yakni rotor,stator, dan diode. Rotor untuk menciptakan medan magnet, stator untuk menciptakan arus listrik, dan diode untuk menyearahkan arus listrik yang dihasilkan alternator. Sementara terdapat juga elemen pendukung atau komplemen yakni seumpama brush atau sikat, bearing, dan kipas pendingin. Secara konstruksi sanggup dilihat pada gambar dibawah ini:
- Pulley untuk kawasan tali kipas pelopor rotor atau selaku penghubung antara mesin dengan rotor
- Kipas pendinging berfungsi untuk mendinginkan banyak sekali elemen yang ada di alternator seumpama dioda dan kumparan.
- Rotor ialah elemen yang berputar pada alternator dan menciptakan medan magnet. Kumparan pada rotor inilah yang berfungsi menciptakan medan amgnet, disamping itu terdapa slip ring yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke dalam kumparan rotor coil. Sementara untuk membedakan kumparan konkret dibedakan lewat kuku-kuku yang ada pada rotor.
- Stator ialah elemen yang membisu pada alternator yang berfungsi untuk menciptakan arus listrik bolak-balik. Konstruksi stator berisikan 3 lilitan yang salah satu ujungnya dijadikan 1. Ujung yang dijadikan satu ini yakni titik netral atau biasanya disebut terminal N. Sedangkan untuk ujung lainnya akan menciptakan arus listrik bolak-balik 3 phase.
- Rectifier (Diode) ialah elemen yang berfungsi untuk merubah atau menyearahkan arus bolak balik yang dihasilkan stator menjadi arus searah atau DC. Diode dipasang dimasing-masing ujung lilitan stator. Selain berfungsi untuk menyearahkan diode juga berfungsi untuk menangkal adanya arus balik ke alternator sehingga tidak muncul kerusakan.
Regulator
Ragulator berfungsi untuk meregulasi tegangan yang dihasilkan oleh stator biar senantiasa constant dengan jalan menghambat arus yang mengalir pada rotor coil meskipun putaran mesin berubah-ubah. Selain itu regulator juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian yang otomotis akan mati kalau alternator telah menciptakan arus listrik.
Pada umumnya, putaran mesin akan berubah-ubah sesuai dengan penggunnya. Kadang akan berputar cepat kadang akan berputar lambat. Dengan perbedaan putaran ini pastinya arus yang mau dihasilkan akan berubah-ubah sesuai dengan putaran mesin itu sendiri. Oleh alasannya yakni itu, disini diperlukan regulator untuk meregulasi tegangan yang dihasilkan. Arus listrik yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh medan magnet yang dihasilkan oleh rotor koil yang bersifat elektromagnet. Semakin mempunyai pengaruh magnet yang dihasilkan maka arus listrik juga kian kuat. Oleh alasannya yakni itu regulator melakukan pekerjaan dengan cara menghambat arus yang masuk ke rotor coil biar senantiasa konstan sehingga medan magnet yang dihasilkan akan senantiasa konstan.
Regulator secara biasa dibedakan menjadi dua yakni point type, dan pointless type. Type point sering disebut dengan regulator konvensional alasannya yakni masih menggunakan kontak point, sedangkan pointless type biasa disebut dengan IC regulator. Pada regulator tipe konvensional terdapat 6 terminal yakni IG, F, N, E, L, dan B. Sementara pada IC regulator terdapat 7 terminal yakni IG, F, E, P, B, S, dan L.
Regulator Konvensional
IC Regulator Karena banyak sekali tugas yang sungguh penting, maka sistem pengisian sungguh diperlukan dalam suatu kendaraan. Selain untuk mengisi, metode pengisian juga diperlukan selaku pensuplai tegangan untuk banyak sekali elemen lain seumpama lampu, dan lain sebagainya. Oleh alasannya yakni itu perlu dipelajari perihal fungsi metode pengisian, komponen metode pengisian dan fungsinya.
Posting Komentar
Posting Komentar