Connecting Rod atau Batang Torak - Connecting rod atau yang lebih dipahami dengan batang torak yakni salah satu unsur utama engine. Fungsi connecting rod yakni untuk menghubungkan piston dengan poros engkol serta meneruskan tenaga dari piston akhir pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Tanpa adanya connecting rod atau batang piston maka tenaga yang dihasilkan pembakaran tidak sanggup digunakan oleh mesin.
Untuk mengerjakan fungsinya, maka connecting rod disusun dari beberapa unsur atau bab yang memiliki kekuatan yang besar dengan bobot yang ringan. Komponen connecting rod berisikan small end, big end, metal jalan, dan cap. Berbagai unsur connecting rod tersebut memiliki banyak sekali fungsi dan peranan biar connecting roda bisa meneruskan tekanan hasil pembakaran dari piston.
Connecting rod atau batang torak yang dibikin dari materi paduan alumunium baja yang memiliki pengaruh tetapi tetap memiliki bobot yang ringan. Secara harga, paduan alumunium dan baja memiliki harga yang lebih ekonomis. Namun untuk kendaraan beroda empat khusus menyerupai balap maka batang piston yang dibikin dari materi titanium. Titanium memiliki karakteristik yang ringan serta kuat.
Cara kerja connecting rod sebenarnya sungguh sederhana. Piston akan menemukan ledakan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston akan bergerak naik turun dari TMA ke TMB dan sebaliknya. Gerakkan ini diteruskan oleh connecting rod atau batang torak ke poros engkol. Selain itu batang piston akan menggerakkan piston biar langkah silinder selanjutnya sanggup tercapai.
Connecting rod atau batang torak memiliki peranan penting dalam bidang otomotif. Apa fungsi connecting rod? Apa saja komponen connecting rod? Bagaimana cara kerja connecting rod? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.
Untuk mengerjakan fungsinya, maka connecting rod disusun dari beberapa unsur atau bab yang memiliki kekuatan yang besar dengan bobot yang ringan. Komponen connecting rod berisikan small end, big end, metal jalan, dan cap. Berbagai unsur connecting rod tersebut memiliki banyak sekali fungsi dan peranan biar connecting roda bisa meneruskan tekanan hasil pembakaran dari piston.
Connecting rod atau batang torak yang dibikin dari materi paduan alumunium baja yang memiliki pengaruh tetapi tetap memiliki bobot yang ringan. Secara harga, paduan alumunium dan baja memiliki harga yang lebih ekonomis. Namun untuk kendaraan beroda empat khusus menyerupai balap maka batang piston yang dibikin dari materi titanium. Titanium memiliki karakteristik yang ringan serta kuat.
Cara kerja connecting rod sebenarnya sungguh sederhana. Piston akan menemukan ledakan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston akan bergerak naik turun dari TMA ke TMB dan sebaliknya. Gerakkan ini diteruskan oleh connecting rod atau batang torak ke poros engkol. Selain itu batang piston akan menggerakkan piston biar langkah silinder selanjutnya sanggup tercapai.
Connecting rod atau batang torak memiliki peranan penting dalam bidang otomotif. Apa fungsi connecting rod? Apa saja komponen connecting rod? Bagaimana cara kerja connecting rod? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.
Fungsi Connecting Rod
Fungsi connecting rod pada mesin terdapat beberapa fungsi. Untuk lebih jelasnya berikut ialah fungsi connecting rod atau batang torak.1. Menghubungkan Piston dan Poros Engkol
Fungsi connecting rod yang pertama yakni menghubungkan piston dan poros engkol. Hal ini berencana biar tekanan yang diterima piston sanggup diteruskan dan dirubah menjadi gerakan putar pada poros engkol. Bagian batang piston atau connecting rod yang terhubung dengan piston yakni small end. Small end dihubungkan ke piston dengan menggunakan piston pin.
Sementara itu bab ujung batang piston yang terhubung dengan poros engkol yakni big end. Big end dihubungkan dengan crank pin pada poros engkol. Untuk memasangkan keduannya dibaut menggunakan cap. Selain itu untuk menangkal keausan berlebih maka diantara crankpin dan big end diberikan metal jalan.
2. Mendukung Piston Agar Dapat Bergerak Naik Turun
Fungsi connecting rod yang kedua yakni mendukung piston biar sanggup bergerak naik turun dari TMA ke TMB dan sebaliknya pada silinder. Tekanan hasil pembakaran cuma akan mendorong piston untuk bergerak dari TMA ke TMB. Untuk kerja selanjutnya maka piston memerlukan putaran yang dihasilkan oleh poros engkol. Oleh alasannya yakni itu batang piston akan meneruskan gaya dorong dari poros engkol untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA.
3. Mengubah Gerak Translasi Menjadi Gerak Putar Dari Poros Engkol
Fungsi connecting rod yang ketiga yakni memindahkan gaya piston ke poros engkol sekaligus menghidupkan momen putar pada poros engkol. Pada ketika pemindahan gaya tekanan yang diterima piston ke poros engkol akan menghidupkan tenaga putar ketika sudut crankpin meraih puncaknya. Oleh kerena itu tenaga yang diterima oleh piston menjadi tenaga putar dan kecepatan untuk menggerakkan mesin kendaraan.
Komponen Connecting Rod
Connecting rod berisikan beberapa komponen. Setiap unsur connecting rod mempunyai faedah dan tugas tersendiri. Untuk lebih jelasnya berikut ialah komponen connecting rod dan fungsinya.
1. Small End
Small end ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku penghubung antara batang piston dengan piston. Untuk menghubungkan keduanya maka diinginkan pena piston. Pena piston ini dimasukkan pada lubang pena pada piston dan lubang pena pada connecting rod.
2. Rod Bushing
Rod bushing ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku lubang wilayah pena piston. Lubang ini digunakan untuk memasukkan pena piston yang menghubungkan antara connecting rod dengan piston.
3. Beam
Beam ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku gagang connecting rod. Gagang ini dibentuk dengan materi yang memiliki pengaruh tetapi ringan. Tujuannya biar bisa menahan tekanan hasil pembakaran serta tidak memperbesar beban mesin sehingga tenaga putar yang dihasilkan sanggup maksimal.
4. Rod Bolt
Rod bolt ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku baut pengikat batang piston dengan crankpin pada poros engkol. Tujuannya biar connecting rod tidak terlepas dari batang piston ketika meneruskan gaya tekan dari piston.
5. Rod Nut
Rod nut ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku mur pengikat batang piston dengan crankpin pada poros engkol. Tujuannya sama menyerupai rod bolt yakni biar connecting rod tidak terlepas dari batang piston ketika meneruskan gaya tekan dari piston.
6. Rod Bearing Insert
Rod bearing insert atau yang lebih dipahami dengan metal jalan ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku ganjal antara connecting rod dengan crankpin. Crankpin ini berencana untuk menghemat keausan yang terjadi akhir tabrakan kedua unsur tersebut. Selain itu selaku jalur atau jalan minyak pelumas.
7. Big End
Big end ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku penghubung antara batang piston dengan crankpin pada poros engkol. Oleh alasannya yakni itu tekanan dari piston sanggup diteruskan dan bantu-membantu dengan poros engkol diubah menjadi tenaga putar untuk menggerakkan kendaraan.
8. Rod Cap
Rod cap ialah salah satu unsur connecting rod yang mempunyai faedah selaku pengunci connecting rod dengan crankpin. Rod cap berupa serupa dengan big end yang mana memiliki cekungaan pada bab tengahnya selaku wilayah metal jalan. Rod cap dan big end disatukan menggunakan rod bolt dan rod nut. Hal ini berencana untuk mengikat keduanya biar tidak terlepas. Terdapat momen pengencangan tertentu pada kedua fasterner tersebut.
Cara Kerja Connecting Rod
Cara kerja connecting rod sebenarnya sungguh sederhana. Hal ini dikarenakan connecting rod selaku penghubung antara piston dengan poros engkol. Sambungan ini pastinya ditentukan tidak akan terlepas alasannya yakni terdapat small end pada bab atas dan big end pada bab bawah. Selain itu, connecting rod juga dihentikan menambah beban mesin. Selain itu juga mesti bisa menahan tekanan yang tinggi.
Pada ketika muncul proses pembakaran pada ruang bakar maka akan muncul ledakan. Ledakan ini memiliki tekanan yang mau mendorong piston bergerak dari TMA ke TMB. Piston bermitra dengan connecting rod dan connecting rod bermitra dengan poros engkol. Oleh alasannya yakni itu tekanan pada piston juga akan ikut diteruskan untuk memutar poros engkol. Putaran ini yang dimanfaatkan mesin untuk penggerak.
Pembuatan connecting rod tidak sanggup ditangani sembarangan. Namun dijadwalkan sesuai versi mesin yang telah dibuat. Artinya pengerjaan connecting rod mesti diubahsuaikan dengan kebutuhan. Apakah mesin memerlukan kecepatan atau torsi yang besar.
Panjang pendek ukuran piston akan mempengaruhi langkah piston. Semakin panjang batang piston atau connecting rod maka kian besar langkah piston. Sebaliknya kian pendek connecting rod maka akan kian kecil pula langkah piston.
Desain dari connecting rod menyebabkan timbulnya berbagai jenis versi mesin. Long stroke ialah mesin yang memiliki langkah piston lebih besar ketimbang diameter silinder. Square piston ialah mesin yang memiliki langkah piston sama dengan diameter silinder. Short stroke ialah mesin yang memiliki langkah piston lebih pendek ketimbang diameter silinder. Intinya connecting rod didesain sesuai keperluan mesin.
Diatas ialah pembahasan tentang connecting rod atau batang piston. Pembahasan mulai dari fungsi connecting rod, komponen connecting rod, dan cara kerja connecting rod.
Posting Komentar
Posting Komentar