Cara Kerja Alternator - Alternator yakni salah satu unsur tata cara pengisian pada mobil. Cara kerja alternator yakni menciptakan arus listrik yang digunakan untuk pengisian baterai dan digunakan selaku suplai arus listrik kepada beberapa unsur kendaraan yang membutuhkan. Tanpa adanya alternator maka baterai kendaraan yang mengalami proses pengosongan tidak akan bisa menyediakan suplai selama rentang waktu tertentu.
Alternator terletak melekat pada blok mesin sebelah bawah. Hal ini dikarenakan alternator digerakkan oleh pulley mesin. Selain itu pada alternator umumnya terdapat empat terminal utama yakni B F N dan E. Semua terminal ini mempunyai kegunaan dan kerja sendiri sendiri pada tata cara pengisian.
Pada alternator terdapat beberapa komponen. Komponen alternator ini telah dibahas sebelumnya. Setiap unsur alternator bertugas agar alternator sanggup melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Cara kerja alternator yakni merubah energi gerak atau putar mesin menjadi energi listrik. Oleh sebab itu pada pulley alternator dihubungkan dengan pulley crankshaft dengan menggunakan V Belt.
Cara kerja alternator mobil yakni mempergunakan prinsip induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik akan terjadi apabila suatu penghantar ditaruh pada garis gaya medan magnet. Penghantar tersebut lalu diputar agar berpotongan dengan garis gaya medan magnet sehingga muncul induksi elektromagnetik. Oleh sebab itu, pada alternator terdapat stator dan rotor yang berfungsi agar terjadi perpotongan garis gaya medan magnet.
Mengingat pentingnya alternator pada tata cara pengisian kendaraan, maka perlu dipahami banyak sekali hal perihal alternator. Lalu bagaimana cara kerja alternator? Bagaimana prinsip kerja alternator? Semua hal tersebut akan dibahas pada postingan berikut ini.
Prinsip Kerja Alternator
Prinsip kerja alternator mempergunakan aturan faraday perihal induksi elektromagnet. Hukum faraday berbunyi apabila suatu konduktor digerak-gerakkan memotong garis gaya magnet maka konduktor akan mengalirkan listrik. Selain itu medan magnet didalam lilitan yang berubah akan mengakibatkan terjadinya arus listrik.
Arus listrik yang dihasilkan pada konduktor atau lilitan tersebut bersifat bolak balik atau arus alternating current (AC). Besarnya arus listrik yang tercipta diputuskan seberapa besar kemagnetan dan kecepatan perpotongan pada medan magnet. Oleh sebab itu kian berefek medan magnet dan kian cepat perpotongan yang dihasilkan maka kian besar arus listrik yang ditimbulkan. Sebaliknya apabila medan magnet kian lemah dan kecepatan kian rendah maka energi listrik yang ditimbulkan kian kecil. Prinsip inilah yang digunakan pada alternator yang digunakan pada kendaraan.
Cara Kerja Alternator
Cara kerja alternator bekerjsama sungguh sederhana. Pada di saat kunci kontak di nyalakan atau ON maka arus dari baterai akan mengalir ke rotor alternator. Akibatnya akan muncul kemagnetan pada rotor coil (elektromagnet). Dalam hal ini maka satu syarat untuk menciptakan aturan faraday yakni medan magnet telah terpenuhi. Namun rotor coil belum bisa mengasilkan arus listrik sebab belum ada perpotongan garis gaya medan magnet.
Pada di saat mesin berputar, maka putaran ini akan diteruskan ke pulley alternator. Akibatnya shaft dan rotor yang disusun menjadi satu akan berputar. Putaran pada rotor coil dan shaft sesuai dengan putaran pada mesin. Rotor coil disusun pada suatu penghantar yakni stator. Oleh sebab itu di saat rotor coil berputar, maka akan terjadi perpotongan pada medan magnet yang dihasilkan oleh rotor coil. Pada stator coil akan muncul induksi elektromagnet.
Akibat adanya induksi elektromagnet maka akan muncul arus listrik bolak balik atau alternating current (AC). Arus listrik AC belum sanggup digunakan pada kendaraan. Hal ini dikarenakan pada unsur kelistrikan kendaraan cuma sanggup menggunakan arus direct current atau DC. Oleh sebab itu arus listrik AC akan dialirkan ke diode alternator. Didalam dioda terjadi penyearahan arus listrik AC sehingga bermetamorfosis arus DC serta siap digunakan pada unsur kelistrikan yang ada dikendaraan.
Pada alternator terdapat 4 terminal yakni B F N E. Terminal E terhubung dengan terminal E regulator dan diteruskan ke bodi kendaraan atau terminal negatif baterai. Terminal N ialah terminal netral stator yang berafiliasi dengan terminal N regulator. Terminal F ialah kepingan yang berafiliasi dengan sikat atau brush kasatmata pada rotor coil dan menertibkan fatwa listrik yang mengalir ke rotor coil untuk menciptakan medan magnet. Terminal B ialah terminal output alternator yang dihubungkan dengan terminal B regulator dan terminal kasatmata baterai.
Besarnya arus yang dihasilkan oleh alternator sesuai dengan cepatnya putaran mesin. Semakin cepat putaran mesin maka arus yang dihasilkan kian besar. Sebaliknya, kian lambat putaran mesin maka arus yang dihasilkan kian kecil.
Namun tidak semua arus yang dihasilkan sanggup diteruskan ke unsur kelistrikan kendaraan. Secara umum, unsur kelistrikan kendaraan cuma sanggup melakukan pekerjaan pada tegangan 12-14,2 volt. Oleh sebab itu arus yang dihasilkan perlu dibatasi menggunakan regulator. Pada alternator terdapat dua jenis regulator yakni mekanik yang masih menggunakan kontak point dan ic regulator yang menggunakan transistor.
Diatas ialah pembahasan perihal cara kerja alternator yang digunakan pada mobil atau kendaraan. Prinsip kerja alternator menggunakan prinsip induksi elektromagnet yang digunakan pada semua jenis generator.
Posting Komentar
Posting Komentar