Komponen CDI - Sistem pengapian CDI atau yang lebih dipahami dengan capasitor discharge ignition merupakan salah satu pengapian yang banyak digunakan pada sepeda motor. Agar sanggup berfungsi sebagaimana mestinya, maka terdapat beberapa komponen pada metode pengapian CDI. Lalu apa saja komponen CDI?
Sistem pengapian CDI merupakan salah satu jenis pengapian elektronik. Sistem pengapian CDI timbul untuk mengambil alih pengapian konvensional yang masih menggunakan platina. Pada pengapian CDI, kontak platina digantikan oleh kapasitor. Pengapian CDI berisikan dua jenis yakni CDI AC dan DC.
Walaupun terdapat dua jenis pengapian CDI, tetapi intinya antara CDI AC dan DC memiliki komponen yang sama. Komponen komponen CDI antara lain baterai, fuse, kunci kontak, rotor magnet, pick up coil, dan banyak sekali komponen lainnya. Setiap komponen CDI mempunyai kegunaan dan peranan yang berbeda-beda.
Tanpa adanya metode pengapian CDI maka sepeda motor tidak akan sanggup menyala. Untuk lebih jelasnya perihal komponen CDI akan dibahas lebih lanjut pada postingan berikut ini.
Komponen CDI
Berikut merupakan pembahasan perihal banyak sekali komponen yang digunakan pada metode pengapian CDI.
1. Baterai atau ACCU
Baterai atau accu merupakan komponen penting pada metode pengapian. Baterai atau accu merupakan salah satu sumber kelistrikan pada rangkaian kelistrikan yang ada pada kendaraan. Baterai berkhasiat untuk minyimpan arus searah atau DC yang kemudian digunakan untuk mensuplai banyak sekali komponen yang membutuhkan.
Pada metode pengapian CDI DC memerlukan sumber tegangan searah atau DC yang berasal dari baterai. Oleh alasannya merupakan itu tanpa adanya tegangan DC maka CDI DC tidak sanggup melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Artinya tanpa adanya baterai atau accu maka metode pengapian CDI DC tidak sanggup bekerja.
Sementara itu untuk metode pengapian CDI AC tidak memerlukan baterai didalam sistemnya. Artinya meskipun tanpa baterai, metode pengapian CDI AC tetap sanggup melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Namun beberapa metode kelistrikan lain yang ada pada kendaraan tidak sanggup melakukan pekerjaan secara maksimal.
2. Spull Magnet atau Alternator
Spull Magnet atau Alternator merupakan salah satu komponen pada kendaraan yang mempunyai kegunaan untuk menciptakan arus listrik dan mensuplai keperluan tegangan listrik di metode pada kendaraan. Spull magnet mengganti putaran dari poros engkol menjadi tegangan listrik bolak balik atau alternating current (AC). Tegangan inilah yang kemudian digunakan untuk menggugah banyak sekali komponen kelistrikan serta metode pengapian CDI AC.
Didalam spull magnet terdapat dua komponen utama yaitu:
- Rotor magnet merupakan bab yang berputar pada spull magnet. Rotor magnet terhubung pribadi dengan poros engkol atau dengan kata lain rotor magnet berfungsi selaku flywheel. Rotor magnet bertugas untuk memotong garis gaya medan magnet yang dihasilkan oleh stator biar sanggup menciptakan tegangan listrik.
- Stator coil atau spull merupakan bab statis atau membisu pada spull magnet. Stator coil berisikan lilitan kawat yang mau menciptakan energi listrik untuk suplai rangkaian kelistrikan pada kendaraan.
3. Pulser atau Pick Up Coil
Pulser atau pick up coil merupakan bab CDI yang mempunyai kegunaan untuk menjemput sinyal. Pickup coil akan menciptakan sinyal tegangan yang kemudian diantarkan ke bab penguat tegangan atau pengontrol kerja dari SCR. Sinyal ini menandakan timing pengapian.
Sinyal yang diantarkan oleh pulser merupakan selaku penentu waktu biar CDI mematikan listrik sehingga timbul induksi elektromagnet yang dimanfaatkan untuk menciptakan bunga api pada metode pengapian. Sinyal pulser juga merupakan tanda posisi piston pada mesin.
4. Unit CDI
Unit CDI atau yang lebih dipahami dengan capasitor discharge ignition merupakan salah satu komponen vital pada metode pengapian. CDI berfungsi selaku modul atau otak yang mau mengontrol kinerja dari metode pengapian biar sesuai dengan keperluan mesin.
Capasitor discharge ignition merupakan saklar elektronik yang digunakan untuk menentukan dan menghubungkan fatwa listrik pada kumparan primer koil pengapian. Untuk menertibkan hal tersebut maka didalam CDI terdapat kapasitor. Artinya fatwa listrik primer koil akan dikelola menurut proses pengosongan dan pengisian pada kapasitor.
Apabila terjadi proses pengosongan maka fatwa arus listrik dari kapasitor akan dialirkan ke kumparan primer koil biar terjadi induksi elektromagnet. Pulser akan mengaktifkan gerbang SCR atau thrystor sehingga arus hingga ke kumparan primer. Induksi elektromagnet yang mau menciptakan tegangan tinggi dan dimanfaatkan untuk menciptakan percikan bunga api.
5. Voltage Converter
Voltage converter merupakan komponen CDI yang berfungsi untuk memaksimalkan arus pengosongan yang berasal dari capasitor. Sedikit berlainan dengan pengapian konvensional yang masih menggunakan platina, induksi akan terjadi dikala arus primer koil terputus. Namun pada pengapian CDI, induksi elektromagnet akan terjadi dikala arus pengosongan dari capasitor mengalir ke kumparan primer koil.
Namun untuk menciptakan induksi elektromagnet yang besar, maka dikehendaki arus pengosongan yang besar juga. Oleh alasannya merupakan itu diperlukan voltage converter. Voltage coonverter akan menaikkan tegangan listrik yang dihasilkan oleh spull hingga 300 volt untuk mengisi capasitor dalam waktu milisecon.
6. Fuse atau Sekering
Fuse merupakan komponen utama yang tidak pernah lepas pada suatu rangkaian kelistrikan. Pada metode pengapian CDI juga terdapat fuse atau sekering yang berfungsi untuk menangkal terjadinya kerusakan pada komponen kelistrikan yang diakibatkan oleh konsleting listrik atau tegangan berlebih.
Tegangan listrik yang berlebihan akan diputus alirannya sebelum hingga di komponen kelistrikan lainnya. Apabila arus listrik yang boleh mengalir 10 A, dikala ada arus berlebih maka kawat tipis pada fuse akan terbakar sehingga fatwa arus berhenti.
7. Kunci Kontak atau Ignition Contact
Kunci kontak merupakan saklar utama pengapian. Artinya semua fatwa listrik pada metode pengapian CDI dikelola lewat kunci kontak. Ketika kontak ditempatkan ON maka tegangan listrik akan dialirkan ke banyak sekali komponen metode pengapian CDI. Sebaliknya, dikala kontak ditempatkan OFF maka fatwa listrik akan diputus sehingga tidak mengalir ke komponen pengapian CDI.
8. Koil Pengapian atau Ignition Coil
Koil pengapian atau yang lebih dipahami dengan ignition coil merupakan komponen CDI yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik pengapian. Dengan kata lain koil pengapian melakukan pekerjaan menyerupai step up trafo yang mau menaikan tegangan pengapian menjadi 200 kilo volt. Proses penaikan tegangan ini menggunakan prinsip induksi elektromagnet.
Didalam koil pengapian berisikan dua kumparan atau lilitan yakni kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer berisikan kawat berdiameter 0,6 - 0,9 mm dengan jumlah lilitan 200-400. Kumparan sekunder berisikan kawat berdiameter 0,05-0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000-15000. Oleh alasannya merupakan itu tegangan pada kumparan sekunder sanggup meraih 150 kali tegangan yang mengalir di kumparan primer.
9. Kabel Busi
Kabel busi digunakan untuk mengalirkan arus listrik antara koil pengapian dengan kop busi. Listrik tegangan tinggi hasil induksi elektromagnet akan dialirkan ke busi dan diubah menjadi percikan bunga api untuk proses pembakaran.
Apabila dilihat, kabel busi memiliki bentuk yang serupa dengan kabel pada umumnya. Akan tetapi, kabel busi biasanya memiliki diameter yang lebih besar yakni berkisar 5 mm. Selain ada satu kawat tembaga besar selaku konduktor utama, serta kawat tembaga tipis yang mengitari kawat tembaga besar untuk menangkal terjadinya kebocoran arus.
10. Cop Busi
Cop busi merupakan bab ujung dari kabel busi. Fungsi utama dari cop busi merupakan selaku penghubung antara kabel busi dengan busi. Namun bentuk yang digunakan pada cop busi dihentikan asal-asalan yakni menyeseuaikan bentuk ujung batang busi sehingga listrik tegangan tinggi sanggup mengalir tepat ke dalam busi.
11. Busi atau Spark Ignition
Busi atau yang lebih dipahami dengan spark ignition mempunyai kegunaan untuk mengganti tegangan listrik menjadi percikan bunga api yang digunakan untuk pembakaran pada metode pengapian. Percikan bunga api ini yang digunakan untuk mengkremasi adonan materi bakar dan udara di ruang bakar sehingga mesin sanggup menciptakan tenaga.
Prinsip kerja busi bekerjsama sungguh sederhana. Cara kerja busi sama menyerupai dikala terjadi konsleting listrik yakni dengan mendekatkan elektroda aktual dengan elektroda negatif. Akibatnya akan terjadi loncatan arus listrik yang membentuk menyerupai kilatan bunga api. Karena arus memiliki tegangan tinggi, percikan bunga api terlihat besar dan sanggup dimanfaatkan untuk proses pembakaran.
Diatas merupakan pembahasan beberapa komponen CDI yang banyak digunakan pada kendaraan utamanya sepeda motor. Semoga sanggup memperbesar pengetahuan dan pengetahuan.
Posting Komentar
Posting Komentar