Perbedaan CDI AC dan DC - Terdapat aneka macam macam metode pengapian, salah satunya metode pengapian CDI. Sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis yakni CDI AC dan DC. Lalu apa perbedaan CDI AC dan DC?
Sistem pengapian CDI atau yang lebih dimengerti dengan capasitor discharge ignition merupakan salah satu pengapian elektronik. Semua penggalan mekanis diganti menjadi elemen elektronika. Kontak point yang melakukan pekerjaan secara mekanik diganti menjadi elemen kapasitor sehingga melakukan pekerjaan lebih efisien. Sistem pengapian CDI lebih banyak didapatkan pada sepeda motor dibanding mobil.
Dalam kinerjanya, metode pengapian CDI dibagi menjadi dua jenis yakni CDI AC dan DC. Sistem pengapian CDI AC menggunakan arus bolak balik atau alternating current (AC). Sementara itu metode pengapian CDI DC menggunakan arus searah atau direct current (DC).
Dikarenakan memiliki sumber yang berbeda, maka terdapat beberapa perbedaan antara CDI AC dan DC. Setiap jenis CDI memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Lantas mana yang lebih baik? Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan CDI AC dan DC akan dibahas pada postingan berikut ini.
Perbedaan CDI AC dan DC
Terdapat beberapa perbedaan antara metode pengapian CDI AC dengan metode pengapian CDI DC. Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan tentang perbedaan CDI AC dan DC.
1. Sumber Arus
Perbedaan pertama antara CDI AC dan DC merupakan sumber arus yang digunakan. Pada metode pengapian CDI AC menggunakan arus bolak balik atau alternating current yang berasal dari spull magnet atau alternator. Sementara itu, metode pengapian CDI DC menggunakan arus searah atau direct current yang berasal dari baterai atau accu.
2. Tegangan Tinggi Yang Dihasilkan
Perbedaan kedua antara CDI AC dan DC merupakan tegangan tinggi yang dihasilkan. Pada metode pengapian DC, tegangan tinggi yang dihasilkan lebih stabil. Hal ini dikarenakan sumber arus memiliki tegangan yang tetap yakni 12 volt. Dengan kata lain tegangan tidak tergantung putaran mesin.
Sementara itu, untuk metode pengapian CDI AC bersumber dari arus yang dibangkitkan oleh spull magnet atau alternator. Oleh sebab itu saat kendaran berlangsung pada putaran rendah maka tegangan yang dibangkitkan juga rendah sehingga CDI AC tidak melakukan pekerjaan optimal. Artinya tegangan tinggi yang dihasilkan oleh CDI AC lebih rendah.
3. Ketahanan Kawat Spull
Perbedaan ketiga antara CDI AC dan DC merupakan ketahanan kawat spull. Pada metode pengapian CDI AC maka kawat spull akan lebih gampang terbakar dikarenakan panas yang berlebihan. Sementara itu pada metode pengapian CDI DC akan lebih abadi dikarenakan kawat spull yang dipakai memiliki diameter yang lebih besar.
4. Pengaruh Baterai Terhadap Pengapian
Perbedaan keempat antara CDI AC dan DC merupakan imbas baterai kepada pengapian. Jika baterai dalam kondisi drop maka pada metode pengapian CDI DC sanggup terjadi gangguan atau permasalahan. Bisa saja terjadi tidak timbulnya percikan bunga api pada busi. Hal ini dikarenakan tidak ada tegangan yang menjadi sumber arus dari CDI DC.
Sementara itu pada metode pengapian CDI AC tidak akan besar lengan berkuasa walaupun baterai dalam kondisi drop. Sistem pengapian CDI AC sanggup melakukan pekerjaan dengan baik dikarenakan tegangan sumber yang dipakai berasal dari spull magnet atau alternator.
Selain itu, baterai yang jelek atau drop sanggup memunculkan aneka macam kerusakan pada elemen CDI DC. Oleh sebab itu perlu diamati kondisi baterai yang menggunakan CDI DC. Sementara itu pada CDI AC kondisi baterai tidak akan memunculkan kerusakan.
5. Harga
Perbedaan kelima dari CDI AC dan DC merupakan harga. Pada biasanya metode pengapian CDI AC memiliki harga yang lebih murah. Sementara itu metode pengapian CDI DC memiliki harga yang lebih mahal.
Diatas merupakan klarifikasi tentang perbedaan CDI AC dan DC. Setiap jenis pengapian CDI AC dan DC terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Posting Komentar
Posting Komentar