Pengertian dan Jenis Refrigerant (Freon) - Refrigerant atau freon ialah salah satu belahan dari tata cara air conditioner (AC). Pengertian refrigerant atau freon yakni suatu zat yang berupa pendingin atau fluida yang dipakai untuk menyerap panas lewat proses evaporasi dan mengeluarkan panas atau mencampakkan panas lewat proses kondensasi. Refrigerant dipakai pada proses refrigerasi.
Rerigerasi ialah suatu proses mengambil atau mengeluarkan kalor/panas dari suatu materi serta memperahankan kondisi tersebut sehingga temperatur lebih rendah ketimbang lingkungan sekitarnya. Proses refrigerasi ini banyak dipakai pada kendaraan lewat tata cara AC. Didalamnya terdapat banyak sekali fungsi elemen dan cara kerja tata cara AC kendaraan beroda empat yang telah dibahas sebelumnya.
Refrigerant atau freon memiliki peranan penting pada tata cara AC. Untuk menunjang fungsi freon maka terdapat berbagai jenis refrigerant atau freon yang dipakai pada banyak sekali proses refrigerasi tergolong tata cara AC mobil. Perkembangan jenis freon AC diubahsuaikan keperluan serta memperbesar keselamatan sehingga tidak menyebabkan banyak sekali kerusakan lain.
Terdapat banyak sekali jenis refrigerant yang digunakan. Untuk lebih jelasnya perihal jenis-jenis freon AC akan dibahas pada postingan berikut ini.
Jenis-Jenis Refrigerant atau Freon AC
Untuk menunjang banyak sekali proses refrigerasi maka terdapat banyak sekali jenis freon. Untuk lebih jelasnya berikut ialah jenis refrigerant.
1. R-11 atau Trichloro Monofluoro Methane
R-11 atau CCL 3 F ialah salah satu jenis refrigerant yang banyak dipakai pada proses pencucian pada lemari es dan AC yang unit motornya terbakar. R-11 biasanya memiliki warna tabung jinga atau orange. R-11 memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu
- Mempunyai titik didih 23,8 derajat celcius pada 1 atmosfer
- Memiliki tekanan penguapan sebesar 24 inchg vakum pada suhu -15 derajat celcius.
- Memiliki tekanan kondensasinya 3,5 psig pada 30°C serta kalor laten uap 73, 8 Btu/lb pada titik didih
- Sangat stabil, tidak sanggup beracun, tidak sanggup korosif, tidak sanggup terbakar dan tidak mudah meledak.
- Memiliki sifat isolator yang bagus karena memiliki kekuatan dielektrik yang besar.
- Tidak bereaksi pada karet sintetis
2. R-12 atau Dichloro Difluoro Methane
R-12 atau CCL 2 F2 ialah salah satu jenis refrigerant yang disusun menggunakan ethane dan methane. Keduanya memiliki zat achlor yang sanggup menghancurkan lapisan ozon. Jenis freon R-12 terkenal pada tahun 80n dan juga dipakai pada tata cara AC mobil. Akibat zat achlor yang sanggup merusak, maka penggunaannya telah dilarang. R-12 memiliki warna tabung putih. R-12 memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu
- Memiliki Titik didih - 29,8°C pada tekanan 1 atmosfir
- Memiliki Tekanan penguapan 11,8 psig pada 15°C
- Memiliki Tekanan kondensasi 93,3 psig pada 30°C.
- Tidak memiliki sifat korosif, tak punya racun, tak punya sifat sanggup terbakar atau meledak dalam bentuk cair maupun dalam bentuk gas.
- Tidak memiliki berwarna, bahkan transparan dan tidak sanggup berbau.
- Memiliki sifat yang stabil pada suhu kerja rendah maupun pada suhu kerja tinggi.
- Tidak memiliki kesanggupan melarutkan air, tetapi sanggup melarutkan hydrocarbon, alkohol, ether, ester, dan ketone.
- Dapat menghancurkan karet alam tetapi tidak sanggup bereaksi dengan karet sintesis.
- Memiliki kesanggupan dielektrik yang besar.
- Bisa bercampur dengan minyak pelumas dalam semua keadaan.
- Dapat membentuk asam halogen sehingga akan menjadi korosif kalau bercampur air
3. R-13 atau Chloro Friflaoro Methane
R-13 ialah salah satu jenis refrigerant yang sering dipakai untuk mengubah penggunaan jenis refrigerant R-22 dan R-500. R-13 dipakai pada suhu rendah. R-13 memiliki warna tabung biru muda dengan ban biru tua. R-13 memiliki karakteristik diantaranya yaitu
- Mempunyai titik - 18,4°F pada 1 atmosfir
- Mempunyai tekanan penguapan 117,1 psi pada - 15°C.
- Mempunyai tekanan kondensasi 546,6 psig pada 28,9°C
- Memiliki kalor laten uap 63,85 Btu/lb pada titik didih
- Tidak memiliki kesanggupan untuk bercampur dengan minyak pelumas
- Memiliki suhu kritis 28,8°C pada 1 atm
4. R-22 atau Chloro DiFluoro Methane
R-22 ialah salah satu jenis refrigerant yang dipakai untuk mengubah R-12. R-22 terkenal dan banyak dipakai pada tahun 90n. R-22 masuk dalam klasifikasi HCFC yang masih sanggup menyebabkan kerusakan lapizan ozon. Meskipun jadinya lebih kecil ketimbang R-12. R-22 dipakai untuk refrigerasi berskala kecil hingga sedang tergolong pada kendaraan. R-22 memiliki warna tabung hijau. R-22 memiliki beberapa karakteristik yaitu
- Memiliki titik didih pada tekanan atmosfir -40, 8°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C ada 28,3 psi
- Memiliki tekanan kondensasi pada 30°C adalab 158,2 psig.
- Memiliki kalor laten uap 100, 6 Btu/lb pada titik didih
- Mempunyai kesanggupan dielektrik yang besar
- Memiliki sifat tidak korosif kepada logam seumpama besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja dan lain-lain.
- Memiliki kesanggupan bercampur dengan minyak pelumas pada tekanan rendah khususnya di evaporator.
- Dapat menyerap air sebesar tiga kali Iebih besar dari R -12.
- Tidak memiliki racun, tidak berbau dan mudah dideteksi.
5. R-32
R-32 ialah salah satu jenis refrigerant yang banyak dipakai pada tata cara AC ruangan sejak tahun 2013. R-32 memiliki karakteristik yang lebih ramah lingkungan serta penyebab potensi pemanasan global yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis R-410A. Namun R-32 memiliki kehabisan yakni mudah terbakar meskipun masih kondusif dipakai pada tata cara AC rumah.
6. R-40 atau Methyl Chlorida
R-40 ialah salah satu jenis refrigerant yang dipakai untuk banyak sekali proses refrigerasi. R-40 memiliki banyak sekali kehabisan sehingga telah tidak dipakai lagi. R-40 memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada tekanan 1 atmosfir - 23,7°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 6,5 psig
- Memiliki tekanan kondensor pada 30°C yakni 80 psig
- Memiliki kalor laten uap 180,6 Btu/lb pada titik didih
- Tidak memiliki racun
- Tidak sanggup terbakar dan meledak kalau bercampur dengan udara pada fokus 8-17 % dan volume.
- Tidak sanggup memabukkan orang pada fokus (kadar) yang tinggi.
- Memiliki sifat korosif kepada logam ferro dan non ferro khususnya untuk aluminium, seng dan Magnesium.
- Memiliki sifat korosif kepada karet alam dan sintesis.
- Tidak sanggup membentuk asam hydroclorik yang lemah kalau bercampur dengan air.
- Tidak sanggup bercampur dengan minyak pelumas.
7. R-113 atau Trichloro Trifluoro Ethane
R-113 atau C2Cl3F3 ialah salah satu jenis refrigerant yang juga dipakai pada banyak sekali proses refrigerasi. Walaupun R-113 tidak banyak digunakan. R-113 memiliki warna tabung ungu tua. R-113 memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada tekanan 1 atmosfir 47,6°C
- Memiliki tekanan penguapan pada -15°C yakni 27,9 inch Hg
- Memiliki tekanan kondensasi pada 30°C yakni 13,9 inch Hg
- Memiliki kalor laten uap 63,12 Btu/Ib pada titik didih
- Mempunyai kesanggupan dielektrik yang besar
- Memiliki struktur yang sungguh stabil
8. R-114 atau Dichloro Tetrafluora Ethane
R-114 atau C2CL2F4 F ialah jenis refrigerant yang biasa dipakai untuk kosmetik. Hal ini dikarenakan R-114 tak punya pengaruh samping pada kulit. R-114 memiliki warna tabung biru tua. R-114 memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada tekanan 1 atmosfir 3, 8°C
- Memiliki tekanan pengembunan pada -15°C yakni 16,2 inch Hg
- Memiliki tekanan pengembunan pada 30°C yakni 21,6 psig
- Memiliki kalor laten uap 59 Btu/lb pada titik didih
- Tidak memiliki warna
- Tidak bisa meledak
- Tidak korosif meskipun bermitra dengan air
- Tidak memiliki berbau
- Memiliki struktur yang sungguh stabil
- Memiliki kesanggupan untuk bercampur dengan minyak pelumas kompressor pada tekanan tinggi, tetapi tidak bercampur pada tekanan rendah khususnya di evaporator
9. R-134A atau Ethene Tetrafluoro
R-134 A atau CH2 FC F3 ialah HFC yang biasa dipakai selaku refrigerant pada tata cara pendingin mobil. R-134A tidak mengandung unsur chloro sehingga tidak menghancurkan lapisan ozon. R-134A masih banyak dipakai untuk tata cara AC kendaraan hingga sekarang. R-134A memiliki tabung berwarna hijau muda. R134A memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada tekanan 1 atmosfir - 26,1°C
- Memiliki suhu kritis 101°C
- Memiliki tekanan kritis 4060 Kpa
- Memiliki tekanan penguapan pada 25°C yakni 668 Kpa.
- Tidak memiliki sifat korosif
- Tidak memiliki bau
- Tidak bisa terbakar dan tidak sanggup meledak
- Memiliki struktur kimia yang stabil
- Tidak memiliki racun
- Memiliki kesanggupan dielektrik yang besar
- Bisa bercampur dengan minyak pelumas.
- Tidak bisa menghancurkan ozon
10. R-290
R-290 ialah freon yang memiliki jenis yang serupa dengan R-410A. R-290 tergolong dalam jenis HFC. Namun R-290 memiliki potensi pemanasan global yang lebih rendah dibanding dengan jenis refrigerant yang lain. Oleh alasannya itu freon jenis ini banyak dipakai pada AC rumah tangga. Walaupun untuk kini telah jarang dipakai alasannya sanggup mudah terbakar.
11. R-410A
R-410A ialah salah satu jenis refrigerant yang dipakai pada AC inverter. R-410A tak punya potensi menghancurkan lapisan ozon yang lebih rendah ketimbang R-22. Namun memiliki kesanggupan untuk pemanasan global yang lebih tinggi. Selain itu R-410 tidak mudah terbakar sama seumpama jenis R-22.
12. R-500 atau Azeatrope
R-500 atau CCL2F2 dan CH3CHF2 yang ialah adonan dari R-12 dan R-152A. R-500 berisikan 73,8% R-12 dan sisanya yakni R-152A. Refrigerant jenis ini memiliki tabung warna kuning. R-500 memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir- 33,5°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 16,4 psi
- Memiliki tekanan pengembunan pada 30°C yakni 112,9 psi
- Memiliki kalor laten uap 88,5 Btu/Ib pada titik didih
- Memiliki sifat tidak sanggup terbakar
- Tidak memiliki racun
- Memiliki susunan struktur yang stabil
- Memiliki kesanggupan yang bagus untuk bercampur dengan minyak kompresor
- Memiliki kesanggupan daya serap air yang besar
13. R-502
Sama seumpama R-500, R-502 ialah salah satu jenis refrigerant campuran. R-502 ialah refrigerant yang dihasilkan dari adonan R-115 dengan R-22. Kandungannya yakni 51,2% R-115 dan sisanya yakni 48,8% R-22. Refrigerant jenis ini memiliki tabung berwarna ungu muda. R-500 memiliki karakteristik yaitu
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir - 45,4°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 35,9 psig
- Memiliki tekanan kondensasi pada - 30°C yakni 176,6 psig
- Memiliki kalor laten uap 76.46 Btu/lb pada titik didih
- Memiliki sifat tidak korosif kepada logam
- Tidak memiliki racun
- Tidak memiliki warna
- Memiliki sifat tidak sanggup terbakar
- Memiliki kesanggupan menyerap air 15 kali lebih banyak dari R- 12 yakni 12 ppm (part permillion) dan cukup berat.
14. R-503
R-503 ialah adonan dari CHF3 dan CCIF3. R-503 merupkan adonan dari R13 dan R-23 dengan fokus kandungan yakni 59,9% R-13 dan 41,1% R-23. R-503 memiliki tabung berwarna biru hijau. Dari adonan kedua jenis refrigerant tersebut ditemukan karakteristik freon yaitu
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir - 88,7°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 249,3 psig
- Memiliki suhu knitis 19,5°C dan tekanan knitis 592,3 psig
- Memiliki kalor laten uap 77,15 Btu/Ib pada titik didih
- Memiliki sifat tidak mudah terbakar
- Memiliki kesanggupan menyerap air pada suhu rendah
- Tidak sanggup bercampur dengan materi pelumas apabila suhu rendah
15. R-504
R-504 ialah salah satu jenis refrigerant yang tersusun dari CH2 F2 dan CF3 CCIF2. Dari unsur senyawa tersebut, maka sanggup diketahui bahu-membahu R-504 tersusun dari 48,3% R-32 dan 51,7% R115. Akibat dari adonan dua jenis freon maka R-504 memiliki karakteristik yaitu
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir -57°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 85,93 psig
- Memiliki tekanan kritis 690 psig
- Sulit bercampur dengan pelumas pada suhu rendah
16. R-717
R-717 ialah salah satu jenis freon atau refrigerant yang memiliki karakteristik selaku berikut ini:
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir - 33
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 19.6 psig
- Memiliki tekanan kondensasi pada 30°C yakni 154,5 psig
- Memiliki kalor laten uap 5893 Btu/Ib pada titik didih kalor laten ini terbesar dari pada materi pendingin lainnya
- Efisiensi refrigerasi tinggi
- Memiliki sifat tidak sanggup korosif kepada logam kalau tidak sanggup bercampur
- Memiliki sifat mudah terbakar dan meledak
- Memiliki racun yang berbahaya
- Memiliki kesanggupan untuk mudah bercampur dengan udara
- Memiliki sifat korosif kepada logam non - ferro, khususnya dengan tembaga, kuningan, seng dan timah apabila bercampur dengan air
- Memiliki kekuatan dielektriknya rendah
- Tidak sanggup bercampur dengan minyak pelumas kompresor
17. R-744
R-744 ialah salah satu jenis freon atau refrigerant yang yang dibikin dari CO2 atau carbon dioxide. Jenis refrigerant ini memiliki karakteristik selaku berikut
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir - 79°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 317,5 psig
- Memiliki tekanan kondensasi pada 30°C yakni 1031 psig
- Memiliki kalor laten uap 116 Btu/lb pada titik didh
- Memiliki suhu kritis 31°C
- Memiliki sifat tidak sanggup korosif
- Tidak mudah terbakar atau meledak
- Tidak memiliki bau
- Tidak memiliki racun
- Tidak memiliki kesanggupan bercampur dengan minyak pelumas
- Apabila terjadi kebocoran sanggup dicari dengan air sabun
18. R-764
R-764 ialah salah satu jenis freon yang yang dibikin dari SO2 atau welirang dioxide. Refrigerant jenis ini memiliki tabung warna hitam. R-764 memiliki karakteristik selaku berikut:
- Memiliki titik didih pada 1 atmosfir - 10°C
- Memiliki tekanan penguapan pada - 15°C yakni 51,8 psig
- Memiliki kalor laten uap 172,3 Stu/Ib pada - 15°C
- Memiliki racun yang berbahaya
- Tidak memiliki warna
- Memiliki sifat tidak terbakar dan tidak meledak
- Memiliki sifat tidak korosif kepada logam-logam kalau dalam kondisi murni
- Tidak memiliki kesanggupan untu bercampur dengan minyak pelumas, R - 764 lebih berat dan minyak pelumas
- Memiliki anyir yang sungguh pedas dan tajam
- Apabila perihal cairan ammonia, akan mengeluarkan asap tebal putih. Maka untuk mencari kebocoran R - 764 sanggup menggunakan kain lap yang dicelupkan dengan cairan ammonia.
Diatas ialah pembahasan perihal jenis refrigerant yang dipakai pada proses refrigerasi. Meskipun ada beberapa yang telah tidak dipakai alasannya mengandung CFC yang sanggup menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Terdapat banyak sekali alternatif pengganti CFC seumpama hidrocarbon, carbondioxide, dan HFC.
Pada tata cara AC kendaraan tidak semua jenis freon AC diatas digunakan. Melainkan beberapa saja yang dipakai pada tata cara AC kendaraan beroda empat yakni R-12, R-22, dan R-134A. Namun untuk R-12 dan R-22 telah tidak dipakai alasannya memiliki beberapa kelemahan. Sementara itu untuk jenis freon AC mobil persyaratan pada lazimnya menggunakan R-134A yang memiliki beberapa keuntungan.
Posting Komentar
Posting Komentar